Minggu, 13 Desember 2015

pertanyaan pengauditan bab 7



7.1 bab 6 memperkenalkan delapan tahapan dalam perencanaan suatu audit .bagian manakah yang mengevaluasi materialitas dan risiko ?
Jawab :konsep matearitas diterapkan  oleh auditor pada thap perencanaan dan pelaksanaan audit , serta saat mengevaluasi  dampak kesalahan penyajia yang tidak di koreksi , jika ada terhadap laporan keuangan  dan pada  saat merumuskan opini dalam lapora auditor
7.2 rumuskan arti “materialitas” sebagaimana di gunakan dalam akuntansi dan pengauditan .apakah hubungan antara materialitas dengan frasa “mendapatkan  kenyakinan memadai “sebagaimana digunkan dalam dalam laporan audit?
Jawab :materialitas adalah  dasar penerapan auditing , terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
Hubungan antara materialitas dengan frasa ‘mendapatkan kenyakinan memadai “adalah  untuk memberi informasi  kepada pengguna  laporan audit  bahwa auditor tidak  menjamin  kelanyakan  penyajian laporan keuangan .
7.3jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik ?
Jawab :karena materialitas merupakan bagian yang terpenting dalam  perencanaan audit dan merancang suatu strategi audit.
7.4apakah yang di maksud dengan menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas  ?jelaskan faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal ?
Jawab :pertimbangan awal  materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan , auditorharus  menetukan  materialitas  untuk laporan keuangan secara keseluruhan .
Faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal
1. konsep materialitas adalah relatif bukan absolut
     Yaitu sejumlah kesalahan penyajian bisa material bagai sebuah perusahaan kecil,tetapi jumlah sekian tiadak material bagi perusahaan lain yang lebih besar
2. di perukan dasar tertentu untuk mengevaluasi materialiatas , mengingat bahwa materialitas bersifat relatif , maka di perlukan suatu dasar untuk menetapkan apakah kesalahan penyajian di pandang material .






7.5 faktor faktor  kualitatif apa yang harus di pertimbangkan dalam menentukan apakah kesalahan penyajian  mungkin material .
Jawab :1.kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) di pandang lebih serius dari pada kekeliruan tidak di sengaja walaupun jumlah rupiahnya sama  2.kesalahan jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait dengan kewajiban kontraktual , 3. kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material , bisa menjadi material apabila kesalahan penyajian tsb mempengaruh tren laba
7.6 jelaskan perbedaan antara materialitas kinerja  (performance materiality )dengan pertimbangan  awal tentang materialitas bagaimanakah hubungan antara keduanya ?
jawab :pertimbangan awal  materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan , auditorharus  menetukan  materialitas  untuk laporan keuangan secara keseluruhan .
materialitas kinerja adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor , pada tingkat yang lebih rendah  dari pada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan ,
7.7 berikan dua contoh kapan auditor mungkin akan menetapkan materialitas  pada tingkat rendah untuk suatu kelompok transaksi . saldo  akun , atau pengungkapan tertentu ?
Jawab : contoh : 1. Untuk suatu piutang  usaha bersaldo  1 juta , auditor harus mengumpulkan bukti  yang lebih banyak  apabila kesalahan penyajian sebesar 50 rbu di pandang material , dari pada apabilah kesalahan penyajian  sebesar  300 ribu , di pandang material.
2. pengguna laporan keuangan mungkin menghara[pkan adanya pengungkapan tentang transaksi dengan pihak yang berelasi yang melibatkan CEO.
7.8 dimisalkan materialitas untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan adalah Rp 100.000 dan materialitas kinerja untuk piutang usaha ditetapkan Rp 40.000, apabila auditor menemukan sebuah piutang lebih saji sebesar  Rp 55.000 ,apa yang harus dilakukan auditor ?
7.9 sebutkan apa yang di maksud dengan model risiko audit , dan jelaskan setiap faktor  dalam model tsb .juga jelaskan , dua faktor dalam model tsb yang apabila di gabungkan akan mencerminkan risiko kesalahan penyajian material.
Jawab :model resiko audit adalah suatu model yang menggambarkan  hubungan umum  berbagai kompenen risiko audit  dalam istilah matematikuntuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima .
Dua faktor : 1. Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan
2. tingkat asersi untk golongan transaksi , saldo , akun ,dan pengungkapan .
7.10jelaskan penyebab kenaikan atau penurunan risiko deteksi direncanakan ?
Jawab : 1 . risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang tercakup  dalam model . risiko ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu(atau lebih )faktor lain dalam model risiko.
2.risiko deteksi menetukan jumlah bukti subtantif  yang direncanakan akan dikumpulkan auditor yang di kembaliakn dengan ukuran risiko deteksi.

7.11jelaskan apa yang di maksud dengan risiko inheren .tunjukkan empat faktor yang menyebabkan risiko inheren  yang tinggi dalam audit
Jawab :risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi , saldo akun ,atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material , baik secara individual maupun secara kolektif.
Empat faktor :sifat bisnis klien , hasil audit periode sebelumnya , penugasan baru atau penugasan ulangan ,pihak – pihak yang berelasi.
7.12 jelaskan mengapa risiko inheren di tetapkan untuk tujuan audit per segmen ?
Jawab :risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai keseluruhan , melainkan di tetapkan untuk setiap siklus , setiap akun dalam suatu siklus ,bahkan kadang – kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun
7.13 jelaskan pengaruh dari kesalahan penyajian yang besar yang ditemukan dalam audit tahun lalu , terhadap risiko inheren , risiko  deteksi yang direncanakan , dan bukti audit yang di rencanakan  ?
Jawab :
7.14jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko audit bisa diterima . apakah relevansinya terhadap bkti yang harusdi kumpulan ?
Jawab : risiko audit bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara material, walaupun audit setelah selesai dan pendapatan wajar tanpa pengecualian telah diberikan. dalam relevansi terhadap bukti dikumpulkan , auditor harus senantiasa menggunakan skeptimensme profesional
7.15 jelaslkan mengapa terhadap hubungan terbalik , antara risiko deteksi di rencanakan dengan jumlah bukti yang harus di kumpulkan auditor untuk suatu tujuan khusus audit tertentu ?
7.16 jelaskan keadaan – keadaan yang menyebabkan auditor harus merevisi kompenen – kompenen dalam model risiko audit dan pengaruh revisi tsb terhadap deteksi di rencanakan serta bukti direncanakan ?
jawab: apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan langsung antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat hubungan berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus dikumpulkan. apabila auditor memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima maka risiko deteksi juga akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik
7.17 jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa keduanya perlu di pertimbangkan  bersama – sama dalam perencanaan suatu audit ?
Jawab :

MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA YANG DIKELOLA



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di beberapa unit usaha, fokus adalah laba yang diukur dari selisih antara pendapatan dan beban. Di unit usaha yang lain, laba dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas masalah-masalah yang terjadi dalam pusat tanggungjawab, ada banyak permasalahan yang terlibat dalam mengukur aktiva yang digunakan oleh suatu pusat laba.
Makalah ini akan membahas mengenai masing-masing jenis aktiva yang digunakan oleh suatu pusat Investasi. Kemudian akan dibahas dua metode yang menghubungkan laba dengan dasar investasi : (1) Persentase tingkat pengembalian atas investasi ( return on investment – ROI), dan (2) nilai tambah ekonomi (economic value added – EVA ). Akan dijelaskan keuntungan dan persyaratan-persyaratan dari penggunaan dari masing-masing metode untuk mengukur kinerja. Yang terakhir akan dibahas masalah perbedaan dalam mengukur nilai ekonomi dari suatu pusat investasi, sebagaimana dibandingkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas suatu pusat investasi.
Sampai akhir-akhir ini, epnulis menggunakan istilah laba residual (residual in come) dan bukannya EVA. Kedua konsep tersebut secara efektif adalah sama. EVA sebenarnya merupakan merek dagang.










BAB II PEMBAHASAN
A. Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba yaitu :
· Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang baik mengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan.
· Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Tingkat pemgembalian atas investasi ( ROI ) adalah suatu rasio perbandingan. Pembilangnya (numerator) adalah Laba yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya (denominator) adalah Aktiva yang digunakan.
B. Mengukur Aktiva yang Digunakan
Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan 2 hal : (1) Praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru? Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan aktiva yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan cara ini. Manajemen senior ingin agar tindakan yang mereka lakukan untuk tujuan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Yang ke (2) Praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi?
Kas
Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara kas masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan “selisih” antara penerimaan dan pengeluaran harian .
Satu alasan untuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dari unit internal akan terlihat sangat tinggi dan dapat menyesatkan manajemen senior.
Beberapa perusahaan mengabaikan unsure kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bawa karena jumlah kas untuk mendekati kewajiban lancar ( current liabilities ). Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja ( working capital).

Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan dan secara langsung melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang jatuh tempo. Demi kemudahan, unsure piutang sering dimasukkan pada saldo actual di akhir periode, meskipun rata-rata antarpriode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya dikaitan dengan laba.
Memasukkan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdepatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi. Di lain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat diinvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dank arena itu, piutang harus dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adlah mengambil alternative yang lebih sederhana- yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih.
Jika unit tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung berdasarkan suatu rumus. Rumus ini harus konsisten dengan periode pembayaran normal-misalnya, penjualan 30 hari dimana oembayaran biasanya dilakukan 30 hari setelah barang dikirim.
Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang- yaitu dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep.Metode yang dapat digunakan adalah FIFO, Average, atau LIFO costing.
Contoh: dengan waktu peroduksi setahun atau lebih, boeing menerima pembayaran cicilan untuk pesawat-pesawat yang diproduksi dan mencatatnya sebagai kewajiban.
Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persedian oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang, jika unit usaha tersebut dapat mempengaruhi periode oembayaran yang diperbolehkan oleh pemasok, maka memasukkan unsure utang dalam perhitungan itu mendorong manajer untuk mencari persyaratan pembayaran yang terbaik. Pada saat suku bunga tinggi atau kredit yang diperketat, para manajer mungkin terdorong untuk mempertimbangkan guna mengorbankan diskon tunai yang ditawarkan, supaya tambah pendanaan di sediakan oleh pemasok, dilain pihak, menunda pembayaran akan mengurangi aktiva lancar bersih( net current asset) yang mungkin bukan merupakan kepentingan perusahaan, karena hal tersbeut akan membahayakan peringkat kredit( credit rating)
Modal kerja secara umum
Perlakuan modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar.
Properti, Pabrik, dan Peralatan / Aktiva Tetap
Dalam akuntasi keuangan aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalah tersebut akan dianalisis pada bagian-bagian berikut :
Akuisisi Peralatan Baru
Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar investasi pada niali buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih dan para manjer unit usaha akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat.
Contoh: Quaker Qats mengetahui bahwa dirinya melakukan investasi terlalu rendah karena nilai buku yang rendah atas pabriknya yang berusia 100 tahun. Seperti yang dinyatakan oleh salah seorang eksekutifnya. “kami terjun dalam bidang ini selama lebih dari 100 tahun. Sebagian hasilnya, kami memiliki banyak pabrik dan peralatan yang nilai bukunya kecil, relative dibandingkan dengan baru. Dan hanya karena kami cukup beruntung untuk mewarisi usaha berusia 100 tahun, tidak berarti bahwa kami bebas dari kewajiban untuk meningkatkan laba yang dapat dikendalikan dari bisnis tersebut dari tahun ke tahun.”
Nilai Buku Kotor
ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya.
Disposisi Aktiva
Jika aktiva dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aktiva tersebut meskipun aktiva itu memiliki suatu kegunaan karena dasar investasi unit usaha akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aktiva tersebut.
Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian( kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nilai buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama.
Penyusutan Anuitas
Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dam ROI yang tepat, hal ini disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian invetsasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat dimana jumlah penyusutan tahunan adalaha rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkatkan setiap tahunnya seiring dengan menurunkan nilai investasi , tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan.
Secara total, jika aktiva dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya maka manajer unti usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aktiva tersebut msekipun aktiva ini memiliki suatu kegunaan karena dasar investasi unit usaha akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aktiva tersebut.
Metode Penilaian yang Lain
Permasalahan utama dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntasi adalah bahwa nilai tersebut cenderung subjektif,dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi,yang tampak lebih objektif dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan.
Masalah yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalan system internal adalah bahwa profitablitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profibilitas perusahaan yang akan dilaporkan kepada para pemegang saham. Meskiputn system pengendalian manajemen tidak harus dikonsisten denga pelaporan keuangan eksternal, namun sebenarnya beberapa manajer memandang bersih (net income) dalam laporan keuangan sebagai “nama dari permainan”. Akibatnya, mereka tidak menyukai system internal yang menggunakan metode berbeda untuk menghitungkan nilai tanpa mempedulikan manfaat teoretisnya. Persolan lain dalam menggunakan nilai pasar sekarang (current market value) adalah memutuskan bagaimana menentukan nilai ekonomis.
Aset-aset yang Disewagunausahakan
Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan usaha perjanjian pendanaan yaitu, perjanjian tersebut memberikan cara alternative untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna financial ( yaitu sewa guna usaha jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama dengan utang yang dilaporkan juga dalam neraca.
Aktiva yang menganggur
Jika suatu unit memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit etrsebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya.
Aktiva Tidak Berwujud
Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang intensif ( misalnya,perusahaan farmasi seperti Novartis menghabiskan dana yang besar untuk mengembangkan produk baru);sedang lainnya cenderung fokus pada pemasaran ( misalnya,perusahaan barang konsumen seperti unilever yang menghabiskan banyak dana untuk iklannya).
Kewajiban Tidak Lancar
Kadang-kadang suatu unit usaha menerima modal permaneneya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tesebut dari pemberian pinjaman, investor modal,dan laba ditahan. Bagi unit usaha jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal.
Beban Modal
Kantor posat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya tarif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di atas nol.
Survei-survei Praktik
Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukannya karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan keruangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan keruangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut.
Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROI dan EVA
Return on Investment
Apabila ROI digunakan dalam mengukur kinerja pusat investasi, maka Laba pusat investasi dibagi dengan Investasi akan mendapatkan tingkat pengembalian investasi.
C. EVA vs. ROI
Ada tiga keuntungan dari ROI:
  1. ROI merupakan pengukuran yang kompherensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini.
  2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami,dan sangat berarti dalam pengertian absolute.
  3. ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis usahanya/
EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi pendekataan EVA juga memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI:
    • Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi.
    • Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan.
    • Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula.
    • EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi perusahaan:
  • Mengurangi resiko pengambilalihan (takeover)
  • Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akusisi
  • Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan masa depan.
Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA.
EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba operasional – Beban modal
Dengan:
Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1)
Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah :
EVA = Modal yang digunakan X (ROI- biaya modal) (2)
Tindakan-tindakan berikut akan meningkatkan EVA sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan (2): (i) peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains, tanpa menaikkan dasar investasi; (ii) divestasi aktiva,produk dan atau bisnis yang ROI-nya kurang dari biaya modal; (iii) investasi agresif yang baru dalam aktiva,produk, dan atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal dan (iv) peningkatan penjualan,margin laba,atau efisiensi modal (rasio penjualan terhadap modal yang digunakan), atau penurunan persentase biaya modal tanpa mempengaruhi variable lain dalam persamaan (2). Tindakan-tindakan tersebut jelas merupakan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
EVA memecahkan permasalan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama dalam unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama pada unit usaha sama. Metode tersebut memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan yang digunakan dalam proses perencanaan ke dalam sistem pengukuran: Semakin rumit proses perencanaan, semakin rumit juga perhitungan EVA-nya
D. Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer
Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Diketahui dalam pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha.
E. Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas
Secara konsep nilai suatu usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimsi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk lima,atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang.
Pusat investasi memiliki semua masalah pengukuran yang terlibat dalam menentukan beban dan pendapatan. Pusat investasi menimbulkan permasalahan baru mengenai bagaimana cara mengukur aktiva yang digunakan, khususnya aktiva mana yang akan dimasukkan, bagaimana menilai aktiva tetap dan aktiva lancar, metode penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva tetap, aktiva perusahaan mana yang harus dialokasikan, dan kewajiban mana yang harus dikurangi.
Suatu tujuan penting dari suatu organisasi bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham (yaitu, nilai sekarang bersih dari arus kas di masa depan). Sangat tidak praktis untuk menggunakan pengukuran semacam ini guna mengevaluasi kinerja para manajer unit usaha per bulanan atau kuartal. Menghitung tingkat pengembalian adalah pengukuran yang paling baik atas kinerja para manajer unit usaha. Nilai tambah ekonomis (economic value added-EVA) secara konsep lebih unggul daripada tingkat pengembalian investasi (return on investment-ROI) dalam mengevaluasi kinerja dari para manjer unit usaha.
Selain pos-pos laporan laba rugi, ketika menetukan tujuan laba tahunan harus ada tariff bunga yang akan eksplisit terhadap saldo yang akan diproyeksikan atas pos modal kerja yang dapat dikendaliakan khususnya piutang dan persediaan. Ada perdebatan yang yang cukup alot mengenai pendekatan yang tepat bagi manajemen dalam mengendalikan aktiva tetap. Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan melaporkan kinerja menajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut
Industri Distribusi Metal, suatu contoh di US
Industri distribusi metal merupakan industri yang sudah mapan, berkompetinsi tinggi dan terpisah-pisah. Demikian pula halnya dengan persentase industri produk baja yang dikirim melalui pusat servis.
Penghematan pada Pertambangan Baja
Dalam usaha mereka untuk menjadi lebih kompetitif melalui peningkatan produksi kebanyakan dari produsen metal domestiktelah merancang kembali lini produk mereka dengan menurunkan produk khusus bervolume rendah.
Manajemen Persediaan Just-in-Time
Dengan adanya biaya yang tinggi untuk kepemilikan dan perawatan persediaan, kebanyakan pengguna metal berusaha mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan bahan mentah (“just-in-time” inventory management). Hal ini menyebabkan turunnya jumlah pesanan dan jumlah penhiriman yang lebih sering.
Peningkatan Produktivitas dan Kualitas
Kualitas dan produktivitas menjadi hal yang sangat penting bagi para pengguna metal Mereka menerapkan program-program kualitas prima dan pengembangan produktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan reputasi produk mereka dan profitabilitas kegiatan operasi secara keseluruhan.
Strategi Quality Metal
Quality metal telah berdiri sejak satu abad yang lalu sebagai distributor metal local. Sejak saat itu perusahaan tumbuh menjadi perusahaan dengan distributor nasional,dan penjualannya pada tahun 1991 telah melebihi $750 juta. Strategi bisnis Quality memberikan kerangka kerja untuk pengembangan tujuan dan sasaran yang spesifik. Menurut Brown ada 3 tujuan fundamental yang menjadi pedoman Quality yaitu :
  • Untuk memusatkan diri pada pangsa pasar dari pengguna metal khusus
  • Untuk mengetahui pasar industri dan geografis dimana metal jenis ini dikonsumsi
  • Untuk mengembangkan teknik-teknik dan program-program pemasaran yang dapat meningkatkan pangsa pasar.
F. Alokasi Tanggung Jawab dan Pengukuran Kinerja
Manajer distrik bertanggung jawab untuk penetapan sebelumnya asset pengembalian (ROA) level, yang disetujui pada awal tahun. Item berikut ini dimasukkan kedalam asset dasar untuk perhitungan ROA
  • Tanah,bangunan pergudangan, dan peralatan dimasukkan kedalam basis asset pada nilai buku kotor (gross book value)
  • Gedung-gedung dan peralatan sewaan (kecuali truk sewaan) termasuk kedalam aktiva pada nilai sewa guna usaha yang dikapitalisasi.
  • Rata-rata persediaan dalam unit diperhitungkan.
  • Saldo rata-rata piutang untuk periode itu termasuk dalam dasar aktiva (kas tidak dimasukkan dalam asset distrik;jumlahnya diragukan)
  • SEbagai ketentuan umum utang usaha tidak mengurangi dasar aktiva
G. Evaluasi Kinerja dan Insentif
ROA merupakan criteria utama untuk mengevaluasi para manajer distrik. Bonus untuk manajer distrik diberikan berdasarkan pencapaian target ROA 90% ke atas. Bonus tergantung pada (1) jumlah gaji pokok manajer (2) seberapa besar selisih antara target 90% ROA dan ROA yang dicapai; ada jumlah bonus maksimum.
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan
Pusat investasi memiliki semua masalah pengukuran yang terlibat dalam mentukan beban dan pendapatan . pusat investai menimbulkan permasalahan baru mengenai bagaimana cara mengukur aktiva yang digunakan, khususnya aktiva mana yang akan dimasukkan, bagaimana menilai aktiva tetap dan aktiva lancar, metode penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva tetap, aktiva perusahaan mana yang harus dialokasikan dan kewajiban mana yang harus dikurangi.
Suatu tujuan penting dari suatu organisasi bisni adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham ( yaitu, nilai sekarang bersih dari arus kas di masa depan) sangat tidak praktis untuk menggunakan pengukuran semacam ini guna mengevaluasi kinerja para manajer unit usaha perbulanan atau kuartal. Menghitung tingkat pengembalian adalah pengukuran yang paling baik atas kinerja para manajer unit usaha. Nilai tambah ekonomis( economic value added –EVA) secara konsep lebih unggul daripada tingkat pengembalian investasi ( return on investment- ROI) dalam mengevaluasi kinerja dari para manajer unit usaha.
Selain pos-pos laporan laba rugi, ketika menentukan tujuan laba tahunan, harus ada tariff bunga yang eksplisit terhadap saldo yang diproyeksikan atas pos modal kerja yang dapat dikendalikan, khususnya piutang dan persediaan. Ada perdebatan yang cukup a lot mengenai pendekatan yang tepat bagi manajemen dalam mengendalikan aktiva tetap. Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan melaporkan kinerja manajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut.



Daftar pustaka
Anthony . Robert N dan Vijay govindarajan . 2005 . Management Control System. Jakarta : Salemba Empat
Anthony . Robert N dan Vijay govindarajan . 2012 . Management Control System. Jakarta : Salemba Empat


Perilaku Konsumen

PENDAHULUAN   LATAR BELAKANG Pada saat ini pemahaman akan perilaku konsumen adalah peranan penting karena tanpa ada pemah...