Minggu, 13 Desember 2015

pertanyaan pengauditan bab 7



7.1 bab 6 memperkenalkan delapan tahapan dalam perencanaan suatu audit .bagian manakah yang mengevaluasi materialitas dan risiko ?
Jawab :konsep matearitas diterapkan  oleh auditor pada thap perencanaan dan pelaksanaan audit , serta saat mengevaluasi  dampak kesalahan penyajia yang tidak di koreksi , jika ada terhadap laporan keuangan  dan pada  saat merumuskan opini dalam lapora auditor
7.2 rumuskan arti “materialitas” sebagaimana di gunakan dalam akuntansi dan pengauditan .apakah hubungan antara materialitas dengan frasa “mendapatkan  kenyakinan memadai “sebagaimana digunkan dalam dalam laporan audit?
Jawab :materialitas adalah  dasar penerapan auditing , terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
Hubungan antara materialitas dengan frasa ‘mendapatkan kenyakinan memadai “adalah  untuk memberi informasi  kepada pengguna  laporan audit  bahwa auditor tidak  menjamin  kelanyakan  penyajian laporan keuangan .
7.3jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik ?
Jawab :karena materialitas merupakan bagian yang terpenting dalam  perencanaan audit dan merancang suatu strategi audit.
7.4apakah yang di maksud dengan menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas  ?jelaskan faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal ?
Jawab :pertimbangan awal  materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan , auditorharus  menetukan  materialitas  untuk laporan keuangan secara keseluruhan .
Faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal
1. konsep materialitas adalah relatif bukan absolut
     Yaitu sejumlah kesalahan penyajian bisa material bagai sebuah perusahaan kecil,tetapi jumlah sekian tiadak material bagi perusahaan lain yang lebih besar
2. di perukan dasar tertentu untuk mengevaluasi materialiatas , mengingat bahwa materialitas bersifat relatif , maka di perlukan suatu dasar untuk menetapkan apakah kesalahan penyajian di pandang material .






7.5 faktor faktor  kualitatif apa yang harus di pertimbangkan dalam menentukan apakah kesalahan penyajian  mungkin material .
Jawab :1.kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) di pandang lebih serius dari pada kekeliruan tidak di sengaja walaupun jumlah rupiahnya sama  2.kesalahan jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait dengan kewajiban kontraktual , 3. kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material , bisa menjadi material apabila kesalahan penyajian tsb mempengaruh tren laba
7.6 jelaskan perbedaan antara materialitas kinerja  (performance materiality )dengan pertimbangan  awal tentang materialitas bagaimanakah hubungan antara keduanya ?
jawab :pertimbangan awal  materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan , auditorharus  menetukan  materialitas  untuk laporan keuangan secara keseluruhan .
materialitas kinerja adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor , pada tingkat yang lebih rendah  dari pada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan ,
7.7 berikan dua contoh kapan auditor mungkin akan menetapkan materialitas  pada tingkat rendah untuk suatu kelompok transaksi . saldo  akun , atau pengungkapan tertentu ?
Jawab : contoh : 1. Untuk suatu piutang  usaha bersaldo  1 juta , auditor harus mengumpulkan bukti  yang lebih banyak  apabila kesalahan penyajian sebesar 50 rbu di pandang material , dari pada apabilah kesalahan penyajian  sebesar  300 ribu , di pandang material.
2. pengguna laporan keuangan mungkin menghara[pkan adanya pengungkapan tentang transaksi dengan pihak yang berelasi yang melibatkan CEO.
7.8 dimisalkan materialitas untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan adalah Rp 100.000 dan materialitas kinerja untuk piutang usaha ditetapkan Rp 40.000, apabila auditor menemukan sebuah piutang lebih saji sebesar  Rp 55.000 ,apa yang harus dilakukan auditor ?
7.9 sebutkan apa yang di maksud dengan model risiko audit , dan jelaskan setiap faktor  dalam model tsb .juga jelaskan , dua faktor dalam model tsb yang apabila di gabungkan akan mencerminkan risiko kesalahan penyajian material.
Jawab :model resiko audit adalah suatu model yang menggambarkan  hubungan umum  berbagai kompenen risiko audit  dalam istilah matematikuntuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima .
Dua faktor : 1. Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan
2. tingkat asersi untk golongan transaksi , saldo , akun ,dan pengungkapan .
7.10jelaskan penyebab kenaikan atau penurunan risiko deteksi direncanakan ?
Jawab : 1 . risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang tercakup  dalam model . risiko ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu(atau lebih )faktor lain dalam model risiko.
2.risiko deteksi menetukan jumlah bukti subtantif  yang direncanakan akan dikumpulkan auditor yang di kembaliakn dengan ukuran risiko deteksi.

7.11jelaskan apa yang di maksud dengan risiko inheren .tunjukkan empat faktor yang menyebabkan risiko inheren  yang tinggi dalam audit
Jawab :risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi , saldo akun ,atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material , baik secara individual maupun secara kolektif.
Empat faktor :sifat bisnis klien , hasil audit periode sebelumnya , penugasan baru atau penugasan ulangan ,pihak – pihak yang berelasi.
7.12 jelaskan mengapa risiko inheren di tetapkan untuk tujuan audit per segmen ?
Jawab :risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai keseluruhan , melainkan di tetapkan untuk setiap siklus , setiap akun dalam suatu siklus ,bahkan kadang – kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun
7.13 jelaskan pengaruh dari kesalahan penyajian yang besar yang ditemukan dalam audit tahun lalu , terhadap risiko inheren , risiko  deteksi yang direncanakan , dan bukti audit yang di rencanakan  ?
Jawab :
7.14jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko audit bisa diterima . apakah relevansinya terhadap bkti yang harusdi kumpulan ?
Jawab : risiko audit bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara material, walaupun audit setelah selesai dan pendapatan wajar tanpa pengecualian telah diberikan. dalam relevansi terhadap bukti dikumpulkan , auditor harus senantiasa menggunakan skeptimensme profesional
7.15 jelaslkan mengapa terhadap hubungan terbalik , antara risiko deteksi di rencanakan dengan jumlah bukti yang harus di kumpulkan auditor untuk suatu tujuan khusus audit tertentu ?
7.16 jelaskan keadaan – keadaan yang menyebabkan auditor harus merevisi kompenen – kompenen dalam model risiko audit dan pengaruh revisi tsb terhadap deteksi di rencanakan serta bukti direncanakan ?
jawab: apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan langsung antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat hubungan berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus dikumpulkan. apabila auditor memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima maka risiko deteksi juga akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik
7.17 jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa keduanya perlu di pertimbangkan  bersama – sama dalam perencanaan suatu audit ?
Jawab :

10 komentar:

Perilaku Konsumen

PENDAHULUAN   LATAR BELAKANG Pada saat ini pemahaman akan perilaku konsumen adalah peranan penting karena tanpa ada pemah...